Harokah DiMata Abdul Aziz Al Makassary ?

Share this history on :

Dari Saudara Noviyanti
FB : Noviyanti

Noviyanti: assalamu'alaikum...
ana mau tanya ustadz thufail,, ustadz hizbut tahrir, tarbiyah atau tidak mengikuti harokah apapun???

Thufail Al Ghifari : walaikumsalam, pertanyaan cenderung ashobiyah sekali ya, kenapa perlu menanyakan pertanyaan seperti itu ukhti?

saya mendukung semua gerakan yang memperjuangan syariat meskipun polanya bermacam - macam :)

Noviyanti : gag,, hanya tak ingin salah paham. sekarang kan jelaz. saya juga punya pendapat yang sama. dakwah kan tak perlu terkotak-kotak. apapun jenis harokahnya, bila sama-sama bertujuan mencari ridho ALLAH, berarti semuanya sama. hanya cara dan metodenya sajja berbeda. :)

Thufail Al Ghifari :
memang kalau orang yang berharokah salah ya mba? :)

Noviyanti : gag lah. pasti mas thufail lebih mengerti. tapi, pada kenyataannya,, ada beberapa teman2 yang berharokah yang ana lihat malah menimbulkan kesan pengkotakan dalam dakwah. seolah merasa, harokah yang ini salah, yang itu salah dan yang benar hanya yang mereka ikuti. tapi gag semua juga. banyak juga temen2 yang berharokah yang malah bisa menjadi inspirasi. jujur sajja, saya juga berharokah. dan mungkin saya yang termasuk bandelnya, saya mengikuti suatu harokah, tapi saya selalu merasa senang berdiskusi dengan teman2 di luar harokah saya. bahagia sajja mendengar pandangan2 mereka yang menakjubkan...:)

Thufail Al Ghifari : hehehe saya sebenarnya berharokah. Saya tumbuh dan besar terutama dalam amal ibadah dan pemikiran bersama jamaah tarbiyah. saya banyak tersibghoh oleh pemikiran Ikhwanul Muslimin. tapi saya juga dekat dengan banyak sahabat di luar jamaah saya..

setiap orang berproses dalam keislamannya, biasanya orang yang suka mendebatkan permasalahan uslub atau perbedaan metode gerakan, bisa jadi karena ia belum pernah melihat ruangan besar dari tantangan dakwah yang sesungguhnya, karena itulah ia lebih asyik dengan sudut pandang dia sendiri. Teman teman yang merasa harokahnya benar sendiri, mungkin karena mereka belum menemukan wawasan wawasan yang hanya bisa kita temukan dengan berproses bersama kehidupan itu sendiri.

kita tidak boleh menyalahkan mereka, tapi biarlah setiap kita belajar dari perjalanan hidup kita, terutama dari kesalahan kesalahan kehidupan kita. untuk menjadi lebih dewasa, matang dan objektif juga proporsional ketika berbicara mengenai dakwah itu sendiri. Dakwah tanpa sebuah jamaah yang tidak terarah juga adalah euforia. Sloganisme adalah buah dari euforia itu sendiri. dan Allah sangat tidak menyukai Sloganisme (61:1-2).

Islam adalah Islam, harokah hanyalah sarana dimana gagasan tentang penerapan kecemerlangan islam itu sendiri memang perlu digagas secara berjamaah. karena Allah suka kita berperang dalam barisan yang teratur laksana bangunan yang kokoh.

Namun dalam prosesnya Ali ra pun pernah mengingatkan kita bahwa menyatukan 2 orang jenderal itu lebih sulit daripada menggabungkan 1000 orang bodoh. ketika kita semua merasa paling tahu, pada saat itulah kita semua selalu memposisikan diri kita sebagai jenderal. Merendahlah seperti air, air selalu mencari tempat paling rendah di muka bumi ini, dan setiap proses ia menuju tempat terendah itu justru ia bisa mengalir indah memberikan banyak manfaat bagi yang telah dilaluinya. itulah hakikat dakwah mba, BANYAK BEKERJA bukan BANYAK BICARA :). BANYAK MENGHASILKAN bukan BANYAK BERDEBAT.

Noviyanti : syukron atas penjelasannya..
senang berdiskusi dengan ustadz...:)