Harokah Dan Ketaklidan

Share this history on :


Dari Saudara Asyadi Satjadiprana (26 Mei 2011/jam 19:88)
FB :Asyadi Satjadiprana

Asyadi Satjadiprana : menarik bang tentang harokah,bagaimanapun juga sebuah perjuangan membutuhkan wadah yang tepat...melihat banyak harokah yang ada,apakah ada cara yang efektif dan efisien untuk mengetahui sebuah harokah itu memang betul2 sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Al hadits?

Muhammad Thufail Al Ghifari :Tidak ada harokah yang bisa mengklaim dirinya berpegang pada Al Qur'an dan As Sunnah, kecuali harokah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw.

Setiap gerakan bermuara pada Al Qur'an Dan As Sunnah dengan metode pembinaan yang beragam, ada yang tabligh, ada yang taklim ada juga yang sistem liqo liqo kecil. Semuanya baik, yang baik adalah ketika kita tidak mampu mengaplikasikan nilai nilai dari pengajian itu kemasyarakat. Dan Lebih buruk lagi adalah kita tidak mau mencari nilai nilai itu sebagai tambahan value dalam diri kita.

banyak orang, merasa dengan islam ala kadarnya itu sudah cukup, padahal bekal amal itu ada pada ilmu. sangatlah buruk orang - orang yang mengejar ilmu tapi lalai dari pengamalannya, tapi lebih buruk lagi orang yang tidak mau mengejar ilmu dan bangga dengan itu semua.

orang yang memiliki ilmu, ketika berbuat salah ia tahu bagaimana cara membayar kesalahannya karena ia memiliki ilmu. namun orang yang tidak memiliki ilmu selalu merasa apa yang ia lakukan telah tepat sesuai nalar dia, padahal ia sendiri tidak tahu pada posisi seperti apa kesalahan itu pernah dilakukan oleh dirinya. Ia disibukkan dengan euforia dan stagnasi.

Harokah adalah tempat dimana kurikulum itu dibentuk untuk para mad'u(binaan). Mereka diarahkan untuk lebih dalam memahami ilmu islam, dan secara kolektif mereka dibentuk untuk membangun komunitas Islami dimana komunitas ini tidak dibentuk dari prestasi dakwah 'banyak banyakan anggota taklim'. tapi komunitas ini dibentuk dalam kerangkan wa ta wa sol bil haq, wa ta wa sol bi sobri, yaitu saling mengingatkan dalam kebaikan.

Jangankan saya, kamu atau yang lain. Para sahabat Rasulullah Saw pun banyak yang merasa ketika dekat dengan Rasulullah Saw. IMAN MEREKA TERASA SANGAT TINGGI. namun ketika JAUH mereka sering digoda untuk bermaksiat kembali. Tapi karena imun komunitas yang telah dibangun Rasulullah Saw sangat kuat, maka setiap kelemahan iman selalu diisi dengan saling mengingatkan.

Inilah pentingnya harokah, karena dalam lingkungan harokahlah kita akan menemukan bagaiman cara menyamakan persepsi dalam kerangka individu, lalu keluarga, lalu masyarakat yang pada akhirnya setiap harokah inipun secara internasional masih terus melakukan konsolidasi untuk menggagas sinergitas yang solid.

Inilah alasan saya harus membuka baju saya, saya dari dulu besar bersama Ikhwanul Muslimin. Bahkan ketika saya memilih keluar dari PKS sekalipun, saya tetap ada dalam kerangkan Tarbiyah. karena saya telah menemukan sebuah kerangka gerakan yang utuh.

orang banyak berslogan "BUKAN ISLAM YANG SALAH SATU, TAPI ISLAM YANG SATU", namun banyak dari orang - orang yang menyelogankan itupun tidak bisa menjelaskan bagaimana cara MENYATUKAN ISLAM ITU? percayalah MUSIK METAL tidak akan pernah bisa menyatukan ISLAM :) ....tapi kami para da'i melalui jalur tarbiyah ini, telah didewasakan waktu, konflik juga pembelajaran atas kesalahan kesalahan kami sendiri untuk lebih matang dan mengerti bagaimana manuver manuver menuju persatuan itu akan tercipta..Insya Allah......

Asyadi Satjadiprana : memang ga bisa dipungkiri bang kalo saat ini apa yang abang katakan benar adanya,bahwa saya merasa dengan ilmu alakadarnya udah merasa cukup dan yang harus dirubah meskipun pelan pelan.

sekarang dengan banyaknya harokah otomatis kalo ingin tau apakah harokah tersebut memang sejalan atau tidak maka kita harus masuk kedalam harokah tersebut,kalo harokahnya emang bener itu termasuk beruntung masuk kedalam wadah yang tepat tp kalo salah masuk harokah alamat buruk yang ada:)

dan memang saya akui ketika berada dalam suatu harokah minimal akan ada yang selalu mengingatkan ketika iman terasa menurun,dan untuk sebuah perjuangan sangat diperlukan untuk masuk kedalam harokah..nah agar tidak terjebak kedalam harokah hrokah yang menyesatkan mungkin ada tips2 khusus untuk bisa lebih cepat mengetahui tentang sebuah harokah tersebut??

Muhammad Thufail Al Ghifari : pertanyaan antum yang kedua ini sudah pernah ditanya oleh Muhammad Hermawan Yopie di wall facebook ane, dan kurang lebih ana jawabnya begini :

Nah kalau ini perntanyaan subjektif, kalau kamu tanya ke saya pasti akan mempromosikan jamaah saya yang saya referensikan. jawaban atas pertanyaan kamu ini sangat normatif brother, jika kamu bertanya kepada 10 orang yang berbeda organisasi/harokah mereka semua pasti akan mereferensikan harokahnya masing masing untuk merekrut kamui.

jawaban sederhana dari saya, cobalah istiqoroh setelah kami mengetahui beberapa gerakan yang ingin kamu gabung di dalamnya, perhatikan sistematis kurikulumnya, perhatikan bagaimana mereka mengamalkan kurikulumnya, bagaimana aplikasi dari produktifitas mereka dimasyarakat. dari sini kamu akan mengerti laju gerak dakwah yang kongkrit dimana semua dimulai dari mengkaji makna dua kalimat syahadat itu sendiri :)

Asyadi Satjadiprana : iya bang saya udah baca comment abang yang itu,cuma setidaknya saya tidak terjebak kedalam harokah yang tidak baik...setidaknya belajar dari pengalaman terdahulu:)

Muhammad Thufail Al Ghifari : Harokah yang tidak baik itu seperti apa menurut asyadi?

Asyadi Satjadiprana : mungkin penilaian saya dengan kacamata orang awam akan terasa sangat subyektif sekali,tetapi terkadang saya juga tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan...misal adanya indikasi kearah pengkultusan pimpinannya(mungkin ada kata lain yang lebih tepat?) atau kenapa harus eksklusif tanpa bersosialisasi dengan masyarakat lain?

Muhammad Thufail Al Ghifari : Contoh pengkultusan seperti apa brother?

Dari mana kamu bisa menilai sebuah harokah itu ekslusif atau tidak bro?

Asyadi Satjadiprana :
penilaian saya tentang pengkultusan dan eksklusifitas harokah memang sangat subyektif sekali...seperti misal pemilihan tempat yang sangat jauh dari masyarakat sekitar(mungkin penilaian saya ini salah) sedangkan untuk indikasi pengkultusan misalnya mengikuti perintah pimpinannya tanpa melakukan filter terlebih dahulu apakah itu perintah baik atau tidak yang penting karena itu perintah pimpinannya maka harus dilaksanakan...

Muhammad Thufail Al Ghifari : Bagi saya, tarbiyah itu seperti memahami ilmu dari mengumpulkan puzzle, jika kita melihat kota puzzle tanpa terlibat dalam menyusunnya, maka wajar jika keluar asumsi asumsi seperti yang dipikir asyadi.

berbeda, jika saya justru mengikuti alur dari jamaah yang saya yakin terhadapnya ini. ya..sangat berbeda, orang yang telah memahami dakwah dari era 20 tahun lalu, 10 tahun lalu hingga hari ini. Ia telah memiliki persepsi yang kondisional terhadap fase fase dakwah itu sendiri, makanya orang - orang seperti ini telah menyimpan manuver manuver yang bersumber dari analisa medan yang telah ia ketahui baik melewati sejarah ataupun data data lapangan.

dan sering juga ngak nyambung, orang yang seperti saya sebut diatas, dengan kader yang baru nimbrung ke dalam proses kurikulum gerakan ini. ia cenderung akan berpikir 'kok begini dan kok begitu?' karena ia tidak mampu melihat dalam ruangan emosional sejarah dan pengalaman itu sendiri.

itulah inti dari pesan Puzzle itu sendiri, orang yang baru memasang satu rangkaian puzzle tidak akan pernah mampu melihat arah gambaran yang jelas dari bagaimana seharusnya puzzle itu disusun. tapi orang yang telah memilih untuk tidak mengedepankan asumsinya diatas keputusan syuro jamaah, akan bermain dalam area yang terkesan 'taklid'. padahal tidak, sejatinya ia akan menemukan rangkaian puzzle selanjutnya dan selanjutnya dan selanjutnya dan seterusnya, hingga akhir waktu yang di telusuri dari kesabaran dan ketekunan memberikan ia arah gambaran utuh dari fase demi fase pembelajaran hidupnya.

tidak ada pengkultusan dalam bab tersebut, kalaupun ada yang menganggapnya seperti itu, mungkin ia sedang memilih untuk diam memandangi puzzle kosong, ketika kami telah hampir selesai merangkai tugas untuk menyusun puzzle itu satu persatu, di bongkar dipasang, di bongkar dipasang, dibongkar dipasang...apapun dinamikanya..insya Allah, Ikhwanul Muslimin adalah pilihan saya, inilah jalanku :)

Asyadi Satjadiprana : makasih banyak bang atas penjelasannya...betul apa yang abang katakan beda antara yang sudah lama bergabung dengan yang baru mengenal apa itu jamaah..saya memang masih terus untuk belajar sehingga tidak mudah terjebak kedalam pemahaman yang sempit...
masih banyak yang ingin saya diskusikan dengan abang tp kotak dalam FB ini terlalu sempit,saya akan luangkan waktu untuk bisa ketemu dengan abang kembali didunia nyata dan bisa lebih memahami tentang harokah...terima kasih buat waktu luangnya bang:)

Muhammad Thufail Al Ghifari: yang benar datangnya dari Allah brother, ahlan wa sahlan..